Apriyani Rahayu di Antara Turnamen, Olimpiade, dan Cedera

Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus berkejaran dengan waktu untuk dapat tampil di Olimpiade Paris 2024. Posisinya sampai kini belumlah aman.

Perhitungan poin untuk Olimpiade sejatinya sudah berlangsung sejak 1 Mei lalu atau saat Piala Sudirman 2023. Setelah itu, kalkulasinya terus berjalan seiring turnamen BWF yang bergulir dan akan berakhir pada 28 April 2024

Nah, mengakhiri tahun ini, BWF terus memperbaharui perolehan poin Olimpiade para atlet dunia sejalan dengan prestasi yang mereka raih. Khusus, Apri/Fadia saat ini berada di peringkat ke delapan papan ranking Race to Paris per tanggal 28 November 2023.

Sebagai gambaran, setiap Komite Olimpiade Nasional (NOC) diperbolehkan mengirimkan maksimal dua pemain di setiap kategori tunggal, jika kedua pemain tersebut berada di dalam 16 besar peringkat Race to Paris per 30 April 2024.

Sementara di nomor ganda, setiap NOC diperbolehkan mengirim dua pasangan jika kedua pasangan berada dalam 8 besar peringkat Race to Paris.

Baca juga: Kondisi Terkini Cedera Apriyani Rahayu Jelang World Tour Finals 2023

Apriyani Rahayu pun menyadari, akan ada persaingan ketat antara pemain, tak hanya pada negara yang sama tapi juga negara lain dalam proses kualifikasi hingga April tahun depan.

Malah bagi Apriyani, musuhnya kini pun bertambah. Tidak hanya kepada atlet, tapi juga cedera betis yang dibekapnya dan itu juga berkaitan dengan turnamen yang bakal diikuti.

Sayangnya, pebulutangkis berusia 25 tahun ini tak punya pilihan selain tetap mengikuti turnamen, kendati ia tak bisa menafikan adanya risiko-risiko yang bakal dia hadapi menuju Olimpiade.

“Memang dilema benar. Kalau sampai ke sana omongannya tuh saya terlalu berakar jadi pikirannya,” kata Apriyani saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung.

“Tapi ada di sisi saya memikirkan itu, cuma saya enggak mau terlalu larut, karena kita saja posisinya itu kan belum aman ya, terus dengan kondisi yang masih seperti ini (cedera), kita mau apa lagi kalau bukan (main)? Maksudnya untuk push itu, maju kena mundur kena,” ujar pemain kelahiran Konawe Sulawesi Tenggara ini.

“Jadi pada akhirnya saya, mindset-nya saya jaga. Itu kan yang susah ya, dilema banget pasti, karena kan tidak menutup kemungkinan pada saat Olimpiade malah enggak dapat, sementara itu prosesnya,” dia menjelaskan.

“Makanya, kadang- kadang saya bilang ‘oh, ini pikiran yang telalu jauh. Pokoknya sekarang, harus jaga, kuatkan lagi dan lain lain, pokoknya saat olimpiade fit. Jadi dari sekarang saja menjaganya. Maksudnya dari latihan juga bagian dari menjaga, penguatan dan lain lain. Jadi mindsetnya diubah aja. Jadi fokus satu-satu saja, jalani dulu,” kata Apriyani.

Baca juga: Kans Indonesia Loloskan Banyak Atlet ke Paris 2024

Termasuk soal turnamen, Apriyani menjelaskan, tak semuanya masuk dalam skala prioritasnya. “Dokter kemarin sempat bilang kalau (jadwal) terlalu dekat pertandingannya, mungkin ada beberapa pertandingan yang kamu fokuskan. Mungkin juga ada yang tidak. Jadi memang sudah seperti itu kebutuhannya, bukan faktor paksaan,” peraih medali emas Olimpiade Tokyo itu menandaskan.

(mcy/aff)

Related Posts

Hak Cipta © 2024 Luckycla. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.