7 Video Game yang Dirilis Dadakan Tanpa Marketing Tapi Sukses

Video Game yang Dirilis Dadakan – Dengan banyaknya game dirilis setiap hari dan juga resiko bangkrut apabila penjualan tidak mencapai target, strategi marketing sangat lah penting khususnya untuk studio skala AAA.

Tak jarang sebuah game miliki dana marketing dua hingga empat kali lipat dari dana produksinya hanya untuk memastikan gamer hype akan game tersebut. Sebagai contohnya, Call of Duty: Modern Warfare (2022) dilaporkan mematok dana $50 juta dalam produksi, sedangkan $200 juta dipakai untuk pemasaran game.

Namun ada beberapa game yang dirilis mendadak, minim dengan promosi atau bahkan tidak ada sama sekali sebelum perilisannya. Lalu ada game tiba-tiba muncul mendadak di platform digital seperti Steam, tetapi sukses menarik perhatian gamer mau itu secara resepsi atau juga performa jual.

Mengandalkan pujian mulut ke mulut, game-game berikut berhasil menjadi rilis yang sukses tanpa melakukan promosi besar-besaran sebelum rilis.

Daftar isi

Video Game yang Dirilis Dadakan Tetapi Sukses

Berikut ini 7 video game yang rilis mendadak tanpa marketing tetapi sukses dipasaran:

1. Dave the Diver

Dave the Diver menjadi game terbaru dari semua yang ada di list ini. Game ini memadukan elemen eksplorasi bawah air, memancing, sedikit RPG, dan juga gameplay Diner Dash pada sesi malam.

Perpaduan berbagai genre yang berbeda ini menariknya berhasil dieksekusi oleh developer MINTROCKET dan hal tersebut cukup untuk membuat game itu mendadak viral dan terjual 1 juta kopi di 10 hari pertama.

Game ini tak ada promosi sama sekali dari yang saya ingat. Tak pernah muncul di konferensi apapun, tak ada trailer muncul di media, dan tak ada promosi di media sosial. Game mendadak viral begitu saja karena gameplay yang addicting.

2. Hi-Fi Rush

Hi-Fi Rush dirilis mendadak saat konferensi Xbox Games Showcase di awal tahun 2023 lalu. Tak hanya muncul mendadak, game ini dibuat oleh Tango Gameworks, studio yang dikenal fokus membuat game horor sejak didirikan.

Game ini mengusung visual kartun dengan gameplay perpaduan Bayonetta campur genre rhythm. Game ini berhasil kalahkan Forspoken dalam periode rilis yang sama tak hanya karena konsep yang menarik tetapi juga karakter, jalan cerita, serta gameplay yang asik.

3. Apex Legends

Ketika PlayerUnknown’s Battleground rilis dan menjadi game terpanas di tahun 2017, banyak developer mencoba untuk mereplika formula battle-royale yang dipopulerkan game tersebut. Apex Legends garapan Respawn Entertainment menjadi salah satu yang ikut bandwagon tren tersebut.

Dirilis pada tahun 2019, Apex Legends dirilis mendadak tanpa banyak informasi sebelum rilis. Respawn pertahankan banyak aspek dari Titanfall serta memadukannya dengan hero-based shooter yang menjadikan game ini unik karena tak hanya gameplay fokus di menembak, tetapi juga memanfaatkan tiap karakter di banyak situasi.

4 tahun kemudian, Apex Legends menjadi salah satu game tersukses yang dirilis oleh EA dan masih terus aktif diperbarui sampai-sampai dilaporkan franchise Titanfall batal dapatkan game ketiga karena spinoff battle-royale yang lebih populer tersebut.

4. Stardew Valley

Harvest Moon menjadi game yang banyak mengisi masa kecil gamer tua sekarang. Namun usai pecah kongsi antara Natsume dan Marvelous Games, seketika franchise tersebut menjadi cashgrab sampah yang hanya mengandalkan nostalgia.

Banyak game yang mencoba mereplika pengalaman Harvest Moon, termasuk Story of Seasons garapan Marvelous yang ditujukan sebagai suksesor spiritual. Namun banyak di antaranya lebih menjadi seri niche khususnya karena game dirilis fokus ke pasar Jepang.

Stardew Valley buatan dari Eric Baron menjadi surat cinta untuk fans Harvest Moon. Game yang dibuat seorang diri itu dirilis pada tahun 2016 lalu tanpa promosi dan marketing sama sekali. Hanya bermodalkan gameplay addicting dan juga omongan mulut ke mulut dari komunitas Steam. Game tersebut perlahan tapi pasti menjadi booming di platform tersebut.

Game kemudian dirilis ke beberapa platform lain dan kini telah terjual 20 juta kopi lebih dengan 13 juta di antaranya datang dari Steam.

5. Undertale

Undertale dibuat oleh Toby Fox dengan dana awal datang dari kampanye Kickstarter. Game tersebut ditujukan sebagai passion project-nya dengan banyak inspirasi datang dari game RPG klasik dari Nintendo – Earthbound.

Dengan dana yang terbatas, dan dirinya bukan ahli dalam masalah pemasaran game, Undertale hanya mempromosikan game lewat trailer di Youtube yang hanya mendapat beberapa ribu penonton saat itu.

Game dirilis berdekatan dengan Metal Gear Solid V: Phantom Pain, salah satu game paling diantisipasi pada tahun 2015, dan ajaibnya game ini lebih menjadi pembicaraan di media sosial saat itu.

Dialog yang lucu, musik yang asik, sistem pasifis yang unik, dan beberapa kejutan menarik lainnya membuat game ini begitu viral di tahun 2015 lalu hingga semua penonton di Youtube meminta kreator favorit mereka memainkan game tersebut.

Kini game tersebut dicap sebagai modern classic dan diapresiasi oleh banyak gamer di seluruh dunia. Kini Toby Fox sibuk kembangkan Deltarune yang menjadi sekuel/alternate universe dari game tersebut.

6. Five Nights at Freddy’s

Five Nights at Freddy’s menjadi pelopor dari game horor maskot yang menginspirasi Bendy and the Ink Machine, Choo Choo Charles, Garten of Banban, dan lain-lain.

Game dari Scott Cawthon ini dikembangkan setelah game buatannya terus mendapat kritik kalau karakter di game terlihat seperti animatronic yang mengerikan. Oleh karena itu, dia benar-benar menggarap game di mana musuh utama ialah animatronic.

Game ini dirilis di Steam pada tahun 2014 dan menjadi sensasi viral setelah Youtuber seperti Pewdiepie dan Markeplier memainkannya. Usai popularitas game pertama, sekuel demi sekuel pun muncul dan kini bahkan telah mendapatkan adaptasi film oleh Blumhouse.

7. Vampire Survivors

Bayangkan membuat game dengan aset seperti curian dari Castlevania dan juga gameplay hanya keliling-keliling arena kosong selagi autoattack jalan dan musuh mendatangimu.

Gameplay begitu sederhana dan visual begitu minim, kamu mungkin bertanya bagaimana game ini bisa begitu dipuji dan bahkan menang game of the year di beberapa ajang penghargaan?

Vampire Survivors melakukan banyak trik yang menguji dopamin di kepala gamer. Mulai dari angka damage yang bertaburan, efek senjata yang makin lama makin chaotic, dan suara “lootbox” yang catchy.

Game ini memang terlihat sederhana, tetapi selama ia menyenangkan untuk dimainkan, gamer tidak peduli seburik apa game terlihat.

Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang Game Terbaik beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana. For further information and other inquiries.

Related Posts

Hak Cipta © 2024 Luckycla. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.